INSTITUT PERTANIAN MALANG

Competency is Our Strength

Kelompok 13 LLDIKTI Wilayah 7 Gelar Lokakarya untuk Tingkatkan Mutu dan Integrasi Renstra

 

Malang – Upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi terus digelorakan oleh perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah 7. Hal ini tercermin melalui pelaksanaan “Lokakarya Pendalaman SPMI dan Integrasi dalam Renstra Perguruan Tinggi” yang digelar pada 19 Agustus 2025 di Hotel Swiss-Belinn Malang. Kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah SPMI LLDIKTI Wilayah 7 yang diikuti oleh sembilan perguruan tinggi dalam Kelompok 13, dengan Institut Pertanian Malang (IPM) berperan sebagai perguruan tinggi koordinator.

Adapun sembilan perguruan tinggi tersebut adalah Institut Pertanian Malang, STKIP Muhammadiyah Lumajang, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Jember, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dharma Nasional Jember, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Jenderal Sudirman, Institut Teknologi Al Mahrusiyah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kertanegara, Institut Teknologi Mojosari, dan Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan. Sebagai perguruan tinggi koordinator, IPM mengemban tugas untuk memfasilitasi sinergi antaranggota kelompok, sementara Universitas Kristen Petra Surabaya ditunjuk sebagai perguruan tinggi pembimbing guna memastikan pendampingan berjalan optimal.

Lokakarya ini menghadirkan dua narasumber dari UK Petra, yakni Dr. Dra. Jenny Mochtar, M.A. dan Prof. Dr. Dra. Juniarti, M.Si., Ak., CA., CMA, dengan moderator dari STKIP Muhammadiyah Lumajang, Hermawan Septian Abadi, M.Pd.. Melalui penyampaian materi, para narasumber tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga menawarkan pendekatan praktis yang dapat diadaptasi oleh setiap perguruan tinggi peserta.

Dalam sesi pertama, Dr. Jenny Mochtar membawakan materi berjudul “Kebijakan SPMI dan Implikasinya bagi Peningkatan Mutu PT.” Beliau menegaskan bahwa penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) harus dipandang sebagai strategi pengembangan berkelanjutan, bukan sekadar pemenuhan regulasi. SPMI, menurut beliau, akan efektif apabila diintegrasikan dengan budaya mutu yang hidup di setiap unit kerja, sehingga mampu menjadi fondasi peningkatan kualitas akademik, tata kelola, hingga akreditasi.

Sesi berikutnya diisi oleh Prof. Juniarti dengan materi “Keterkaitan Renstra dengan SPMI.” Beliau menekankan bahwa rencana strategis perguruan tinggi tidak boleh terlepas dari siklus SPMI. Sinkronisasi keduanya akan membuat arah kebijakan institusi lebih terukur, program yang dijalankan lebih tepat sasaran, serta mendorong kesiapan perguruan tinggi menghadapi tantangan globalisasi pendidikan tinggi

Kegiatan ini menjadi pembuka dari lima rangkaian kegiatan selanjutnya yang akan dijalankan Kelompok 13. Melalui rangkaian tersebut, setiap perguruan tinggi diharapkan mampu mengimplementasikan SPMI secara konsisten dan menautkannya dengan Renstra masing-masing. Dengan demikian, hasil hibah tidak hanya berhenti pada peningkatan dokumen, tetapi juga terwujud dalam praktik tata kelola mutu yang nyata.

Hibah SPMI sendiri bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi dalam mengembangkan sistem penjaminan mutu internal yang terstruktur, berkelanjutan, serta adaptif terhadap dinamika pendidikan tinggi. Melalui koordinasi IPM, pendampingan UK Petra, dan kolaborasi sembilan perguruan tinggi anggota Kelompok 13, diharapkan terbentuk budaya mutu yang kokoh serta meningkatkan daya saing institusi baik di tingkat nasional maupun internasional.

Tags:

Comments are closed